Saturday, June 27, 2015

Jangan menilai orang dari sampul depan atau muka atau badan

Hari demi hari dilewati Haryo dan Dendi di jepang, semakin mereka menikmati perjalanan mereka, semakin dekat juga waktu kepulangan mereka ke negeri asal mereka. Haryo yang bekerja sebagai direktur bagian jual beli pakaian dalam dan Dendi yang berprofesi sebagai model baju serta pakaian dalam anak-anak merasa mendapat banyak inspirasi dari perjalanan mereka kali ini terlebih lagi di malam yang sangat dingin itu. Di kereta, perjalanan pulang dari salah satu pusat perbelanjaan yang terkenal di Tokyo, Haryo yang sedang asik mendengarkan music kesayangannya, tiba-tiba seseorang duduk  manis disebelahnya, orang tersebut memiliki badan yang cukup tinggi, sekitar 170cm, dilengkapi dingin sepatu khas koboy dan memakai kaca mata hitam walaupun hari sudah malam, rambut yang cukup panjang sekitar bahu dia dan memiliki gigi yang dilapisi emas. Orang asing bertanya kepada Haryo “kemana tujuan kereta ini?”, bingung bukan main Haryo mencoba menjelaskan rute kereta tersebut namun orang itu tetap tidak paham, dan ntah sengaja atau tidak, orang itu semakin mendekat dengan Haryo, seperti mencari kesempatan dalam kesempitan. Tentu saja Dendi yang duduk diseberang mereka menahan tawanya sambal menutupi mulutnya dan berusaha tidak melihat apa yang terjadi di depannya mungkin sesuatu yang cukup aneh. Orang asing itu mencoba memegang tangan Haryo dan tiba-tiba Dendi sudah di depan mereka dan menahan tangan orang tersebut. Kaget bukan main si Haryo langsung bangkit dan ketakutan, sambil memegang lengan Dendi yang tentu saja kuat dan berotot membuat Haryo merasa nyaman.  Orang asing itu langsung pergi dan ketakutan, ternyata orang tersebut penyuka sesama jenis dan tentu saja Haryo itu normal dan Dendi juga. Hanya saja dibalik semua itu Haryo akhirnya sadar, Dendi itu orang yang sangat berani, baik hati, suka menolong, suka menabung dan bisa melindungi teman, walaupun Dendi sebenarnya orangnya sangat murah senyum dan murah hati, terutama dia sangat polos tampak tidak pernah serius, dibalik semua itu dia adalah orang yang berani dan siap menhajar orang yang menganggu temannya. Pelajaran yang diberikan adalah jangan menilai orang dari kesehariannya, karena dibalik itu dia mungkin meiliki nilai yang sangat berharga dan mahal yang mungkin tidak dimiliki orang lain.